A. Mata dan Kacamata
1. Mata
Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan yang sangat berharga.
Diagram sederhana mata manusia adalah seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1(a). Bagian depan mata yang memiliki lengkung lebih tajam dan
dilapisi selaput cahaya disebut kornea. Tepat di belakang kornea
terdapat cairan (aquaeous humor). Cairan ini berfungsi untuk membiaskan
cahaya yang masuk ke mata. Intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur
oleh pupil, yakni celah lingkaran yang dibentuk oleh iris. Iris sendiri
merupakan selaput yang selain berfungsi membentuk pupil, juga berfungsi
sebagai pemberi warna pada mata (hitam, biru, atau coklat). Setelah
melewati pupil, cahaya masuk ke lensa mata. Lensa mata ini berfungsi
untuk membentuk bayangan nyata sedemikian sehingga jatuh tepat di
retina. Bayangan yang ditangkap retina bersifat nyata dan terbalik.
Gambar 1. (a) Diagram sederhana mata manusia. (b) Lensa mata membentuk bayangan nyata dan terbalik di retina. |
Bayangan ini kemudian disampaikan ke otak melalui syaraf optik dan
diatur sehingga manusia mendapatkan kesan melihat benda dalam kondisi
tegak. Proses pembentukan bayangan pada mata diilustrasikan pada Gambar
1(b).
Gambar 2. Pada mata miopi, bayangan benda jauh jatuh di depan retina. |
Mata memiliki daya akomodasi, yakni kemampuan untuk mengubahubah jarak
fokus lensa mata sehingga bayangan benda yang dilihat selalu jatuh tepat
di retina. Jarak fokus lensa mata diubah dengan cara mengatur
ketebalannya (menipis atau menebal) yang dilakukan oleh otot siliar.
Daya akomodasi ini memungkinkan mata dapat melihat dengan jelas setiap
benda yang dilihatnya, meskipun jaraknya berbeda-beda di depan mata.
Akan tetapi, meskipun memiliki daya akomodasi, mata memiliki
keterbatasan jangkauan pandang. Mata tidak dapat melihat benda yang
terlalu dekat atau terlalu jauh. Sebagai contoh, mampukah Anda melihat
partikel debu yang masuk/menempel pada kornea mata Anda? Atau
sebaliknya, mampukah Anda melihat dengan jelas benda yang sangat jauh
sekali? Tentu tidak, bukan? Jarak titik terdekat dari mata yang masih
dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat, sedangkan jarak titik
terjauh dari mata yang masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik
jauh. Ketika mata melihat pada titik dekatnya, mata dalam keadaan
berakomodasi maksimum dan ketika mata melihat pada titik jauhnya, mata
dalam keadaan tanpa akomodasi.
Berdasarkan jangkauan pandang ini, mata dibedakan menjadi mata normal
(emetropi) dan mata cacat. Mata normal memiliki jangkauan pandang dari
25 cm sampai takhingga. Dengan kata lain, titik dekat mata normal adalah
25 cm, sedangkan titik jauhnya takhingga (jauh sekali). Mata yang
jangkauan pandangnya tidak sama dengan jangkauan pandang mata normal
disebut mata cacat, yang terdiri dari miopi, hipermetropi, dan
presbiopi.
Miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat melihat dengan jelas
benda-benda dekat. Mata miopi memiliki titik dekat lebih dekat dari 25
cm dan titik jauh terbatas pada jarak tertentu. Miopi biasanya
disebabkan oleh bola mata yang terlalu lonjong, bahkan kadang-kadang
lengkungan korneanya terlalu besar. Pada mata miopi, bayangan benda jauh
jatuh di depan retina, seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Akibatnya,
bayangan benda jauh akan tampak kabur.
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat melihat
benda-benda dekat dengan jelas. Mata hipermetropi memiliki titik dekat
lebih jauh dari 25 cm dan titik jauhnya takhingga. Meskipun dapat
melihat dengan jelas benda-benda jauh, titik dekat yang lebih besar dari
25 cm membuat mata hipermetropi mengalami kesulitan untuk membaca pada
jarak baca normal. Cacat mata ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu
memipih atau lengkungan korneanya kurang. Ketika mata hipermetropi
digunakan untuk melihat benda-benda dekat, bayangan benda-benda ini akan
jatuh di belakang retina, seperti diilustrasikan pada
Gambar 3. Akibatnya, bayangan benda dekat menjadi terlihat kabur.
Gambar 3. Akibatnya, bayangan benda dekat menjadi terlihat kabur.
Gambar 3. Pada mata hipermetropi, bayangan benda dekat jatuh di belakang retina.. |
Presbiopi memiliki titik dekat lebih jauh dari 25 cm dan titik jauh
terbatas. Dengan demikian, penderita presbiopi tidak dapat melihat
dengan jelas benda-benda jauh dan juga tidak dapat membaca dengan jelas
pada jarak baca normal. Umumnya, presbiopi terjadi karena faktor usia
(tua) sehingga otot siliarnya tidak mampu membuat lensa mata
berakomodasi normal seperti ketika ia masih muda. Selain ketiga jenis
cacat mata tersebut, ada lagi yang disebut astigmatisma. Pada penderita
astigmatisma, benda titik akan terlihat sebagai sebuah garis dan kabur,
seperti diilustrasikan pada Gambar 4. Hal ini terjadi karena lensa
matanya tidak berbentuk bola, melainkan berbentuk silinder.
Gambar 4.Pada mata astigmatisma, benda titik akan terlihat sebagai sebuah garis dan kabur. |
2. Kacamata
Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi
cacat mata. Kacamata terdiri dari lensa cekung atau lensa cembung, dan
frame atau kerangka tempat lensa berada, seperti yang dapat Anda lihat
pada Gambar 5. Fungsi dari kacamata adalah mengatur supaya bayangan
benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata menjadi jatuh di
titik dekat atau di titik jauh mata, bergantung pada jenis cacat
matanya. Di SMP, Anda telah mempelajari bahwa jika sebuah benda berada
di depan sebuah lensa, bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh
dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak
fokus lensa.
Gambar 5. Kacamata dapat membantu orang yang cacat mata. |
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
(1-1)
dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya lensa.
Kekuatan atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar
yang datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya lensa dan
kekuatan lensa memenuhi persamaan :
P = 1 / f (1-2)
dengan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), dan
f = jarak fokus lensa (m).
a. Kacamata Berlensa Cekung untuk Miopi
Seperti telah dibahas sebelumnya, mata miopi tidak dapat melihat dengan
jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak
tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk
bayangan benda-benda jauh (S ~ )
tepat di titik jauh mata atau S' = –PR, dengan PR singkatan dari
punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S'
diberikan karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan
lensa tersebut atau bersifat maya. Jika nilai S dan S' tersebut Anda
masukkan ke dalam Persamaan (1–1), diperoleh :
(1-3)
Persamaan (1–3) menunjukkan bahwa jarak fokus lensa kacamata adalah
negatif dari titik jauh mata miopi. Tanda negatif menunjukkan bahwa
keterbatasan pandang mata miopi perlu diatasi oleh kacamata
berlensa\negatif (cekung atau divergen).
Gambar 6. Bayangan benda jauh yang dibentuk lensa untuk miopi harus jatuh di titik jauh mata. |
Jika Persamaan (1–3) dimasukkan ke dalam Persamaan (1–2), diperoleh :
(1-4)
dengan PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.
Contoh Soal 1 :
Seseorang hanya mampu melihat benda dengan jelas paling jauh pada jarak 2
m dari matanya. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang diperlukannya?
Kunci Jawaban :
Diketahui: titik jauh PR = 2 m, maka sesuai dengan Persamaan (6–4), kekuatan lensa kacamatanya adalah :
b. Kacamata Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas,
lensa kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentuk
bayangan benda-benda dekat tepat di titik dekat matanya. Benda-benda
dekat yang dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena
itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm
tepat di titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP. Kembali
tanda negatif diberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya atau di
depan lensa.
Jika nilai S dan S' ini dimasukkan ke dalam Persamaan (1–1) dan (1–2), diperoleh :
dengan PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena
PP > 0,25 m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini
menunjukkan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong
oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).
Jelajah Fisika :
Kacamata
Kacamata telah digunakan selama hampir 700 tahun. Kacamata yang paling
dini memiliki sepasang lensa cembung dan dipakai oleh orang-orang yang
menderita presbiopi atau rabun mata yang menyebabkan penderitanya tidak
dapat melihat benda dengan jelas. Pada tahun 1784, Benjamin Franklin
menciptakan kacamata bifokal yang lensalensanya terdiri atas dua bagian
dan masing-masing memiliki jarak fokal yang berbeda. (Sumber: Jendela
Iptek, 1997)
Contoh Soal 2 :
Seseorang menggunakan kacamata berkekuatan +2 dioptri agar dapat membaca
seperti orang bermata normal. Berapa jauhkah letak benda terdekat ke
matanya yang masih dapat dilihatnya dengan jelas?
Kunci Jawaban :
Letak benda terdekat ke mata yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh
mata tidak lain adalah titik dekat atau punctum proximum (PP). Ambil
jarak baca orang bermata normal 25 cm. Oleh karena orang tersebut
menggunakan lensa positif atau lensa cembung maka sesuai dengan
Persamaan (1–5), diperoleh :
sehingga diperoleh titik dekat mata orang tersebut adalah PP = ½ m = 50 cm.
c. Kacamata untuk Presbiopi dan Astigmatisma
Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh
karena itu, kaca mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau
bifokal, yakni lensa cekung pada bagian atas untuk melihat benda jauh
dan lensa cembung pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.
Sementara itu, astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa
silindris.
d. Lensa Kontak
Lensa kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk mengatasi
cacat mata. Pada dasarnya lensa kontak adalah kacamata juga, hanya tidak
menggunakan rangka, melainkan ditempelkan langsung ke kornea mata.
B. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang menyerupai mata. Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat
sensitif). Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan benda, celah
diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, dan
film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa. Film
terbuat dari bahan yang mengandung zat kimia yang sensitif terhadap
cahaya (berubah ketika cahaya mengenai bahan tersebut). Pada mata,
ketiga elemen dasar ini menyerupai lensa mata (lensa cembung), iris
(celah diafragma), dan retina (film).
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang hendak
difoto harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang
melewati objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa
mata akan membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh
pada film dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati
atau menjauhi film. Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur
jarak fokus lensa pada mata (akomodasi). Diagram pembentukan bayangan
pada kamera ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram pembentukan bayangan pada kamera. |
Contoh Soal 3 :
Jarak fokus lensa sebuah kamera adalah 50 mm. Kamera tersebut diatur
untuk memfokuskan bayangan benda pada jauh tak terhingga. Berapa jauh
lensa kamera harus digeser agar dapat memfokuskan bayangan benda yang
terletak pada jarak 2,5 m?
Kunci Jawaban :
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak
terhingga, bayangan benda tersebut akan tepat berada di titik fokus
lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak benda ke lensa, s =
2,5 m = 2.500 mm, bayangannya :
sehingga diperoleh :
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm = 1,02 mm.
C. Lup
Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta)
adalah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil
sehingga tampak lebih jelas dan besar, seperti tampak pada Gambar 8.
Gambar 8. Lup digunakan untuk melihat objek-objek kecil agar tampak besar dan jelas. |
Penggunaan lup sebagai kaca pembesar bermula dari kenyataan bahwa objek
yang ukurannya sama akan terlihat berbeda oleh mata ketika jaraknya ke
mata berbeda. Semakin dekat ke mata, semakin besar objek tersebut dapat
dilihat. Sebaliknya, semakin jauh ke mata, semakin kecil objek tersebut
dapat dilihat. Sebagai contoh, sebuah pensil ketika dilihat pada jarak
25 cm akan tampak dua kali lebih besar daripada ketika dilihat pada
jarak 50 cm. Hal ini terjadi karena sudut pandang mata terhadap objek
yang berada pada jarak 25 cm dua kali dari objek yang berjarak 50 cm.
Meskipun jarak terdekat objek yang masih dapat dilihat dengan jelas
adalah 25 cm (untuk mata normal), lup memungkinkan Anda untuk
menempatkan objek lebih dekat dari 25 cm, bahkan harus lebih kecil
daripada jarak fokus lup. Hal ini karena ketika Anda mengamati objek
dengan menggunakan lup, yang Anda lihat adalah bayangan objek, bukan
objek tersebut. Ketika objek lebih dekat ke mata, sudut pandangan mata
akan menjadi lebih besar sehingga objek terlihat lebih besar.
Perbandingan sudut pandangan mata ketika menggunakan lup dan sudut
pandangan mata ketika tidak menggunakan lup disebut perbesaran sudut
lup.
Untuk menentukan perbesaran sudut lup, perhatikan Gambar 9. Sudut
pandangan mata ketika objek yang dilihat berada pada jarak Sn, yakni
titik dekat mata, diperlihatkan pada Gambar 9(a), sedangkan sudut
pandangan mata ketika menggunakan lup diperlihatkan pada Gambar 9(b).
Gambar 9. Menentukan perbesaran lup (a) sudut pandang mata tanpa menggunakan lup. (b) saat menggunakan lup. |
Perbesaran sudut lup secara matematis didefinisikan sebagai :
(1-6)
Dari Gambar 10. diperoleh bahwa :
dan
Untuk sudut-sudut yang sangat kecil berlaku :
dan,
Jika persamaan terakhir dimasukkan ke Persamaan (1–6), perbesaran sudut lup dapat ditulis menjadi :
(1-7)
dengan :
Sn= titik dekat mata (25 cm untuk mata normal), dan
S = letak objek di depan lup.
Perlu dicatat bahwa objek yang akan dilihat menggunakan lup harus
diletakkan di depan lup pada jarak yang lebih kecil daripada jarak fokus
lup atau S ≤ f (f = jarak fokus lup). Ketika objek diletakkan di titik
fokus lup, S = f, bayangan yang dibentuk lup berada di tak terhingga, S'
= −∞ . Ketika bayangan atau objek berada di tak terhingga, mata dalam
keadaan tanpa akomodasi. Jika S = f dimasukkan ke Persamaan (6–7),
diperoleh perbesaran sudut lup untuk mata tanpa akomodasi, yaitu :
(1-8)
Persamaan (1–8) menunjukkan bahwa semakin kecil jarak fokus lup, semakin
besar perbesaran sudut lup tersebut. Apabila mata berakomodasi maksimum
mengamati bayangan dengan menggunakan lup, bayangan tersebut akan
berada di titik dekat mata atau S' = –Sn (tanda negatif karena
bayangannya maya). Sesuai dengan Persamaan (1–1) diperoleh :
atau,
Berdasarkan hasil tersebut, Persamaan (1–7) menjadi :
sehingga diperoleh perbesaran sudut ketika mata berakomodasi maksimum,
yaitu :
(1-9)
Contoh Soal 4 :
Sebuah benda diletakkan di depan lup pada jarak 5 cm. Jika jarak titik fokus lup 5 cm, tentukanlah perbesaran sudut lup.
Kunci Jawaban :
Karena S = f = 5 cm, mata akan melihat bayangan dengan menggunakan lup
tanpa akomodasi. Dengan demikian, perbesaran sudut lup adalah :
D. Mikroskop
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa positif. Lensa yang
berhadapan langsung dengan objek yang diamati disebut lensa objektif.
Sementara itu, lensa tempat mata mengamati bayangan disebut lensa
okuler. Fungsi lensa okuler ini sama dengan lup. Salah satu bentuk
sebuah mikroskop diperlihatkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Mikroskop digunakan dalam melihat benda-benda kecil yang sulit dilihat oleh mata. |
Fungsi mikroskop mirip dengan lup, yakni untuk melihat objek-objek
kecil. Akan tetapi, mikroskop dapat digunakan untuk melihat objek yang
jauh lebih kecil lagi karena perbesaran yang dihasilkannya lebih
berlipat ganda dibandingkan dengan lup. Pada mikroskop, objek yang akan
diamati harus diletakkan di depan lensa objektif pada jarak antara fob
dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada jarak lebih besar dari
2fob di
belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik. Bayangan pada
lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler dan
terbentuklah bayangan pada lensa okuler. Agar bayangan pada lensa okuler
dapat dilihat atau diamati oleh mata, bayangan ini harus berada di
depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini dapat terjadi jika
bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari fok dari lensa
okuler. Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 11. Pada Gambar 11 terlihat bahwa bayangan
akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
Gambar 11. Diagram pembentukan bayangan pada mikroskop. |
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler menentukan panjang
pendeknya sebuah mikroskop. Seperti dapat Anda lihat pada Gambar 11,
panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sama
dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak
bayangan objektif tadi ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan :
(1-10)
dengan :
d = panjang mikroskop,
S'ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif, dan
Sok = jarak bayangan objektif ke lensa okuler.
Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan perkalian antara
perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif dan perbesaran sudut yang
dihasilkan oleh lensa okuler. Secara matematis, perbesaran total yang
dihasilkan mikroskop ditulis sebagai berikut.
(1-11)
dengan :
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop,
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif, dan
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler.
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif memenuhi :
(1-12)
sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler mirip dengan
perbesaran sudut lup, yakni, untuk pengamatan tanpa akomodasi :
(1-15)
dan untuk pengamatan dengan berakomodasi maksimum :
(1-14)
dengan fok = panjang fokus lensa okuler.
Contoh Soal 5 :
Sebuah mikroskop memiliki panjang tabung 21,4 cm, fokus objektif 4 mm,
fokus okuler 5 mm. Untuk mendapatkan bayangan yang jelas dengan mata
tanpa akomodasi maka terhadap objektif benda harus berada pada jarak ...
cm.
a. 40
b. 41,4
c. 42,4
d. 44,4
e. 46,4
Kunci Jawaban :
Diketahui:
Fok = 5 mm,
Fob = 4 mm, dan
Perbesaran bayangan bagi lensa okuler untuk mata berakomodasi adalah :
dengan PP = punctum pro imum, yakni titik dekat mata = 25 cm. Benda harus berjarak 25 cm dari okuler dan (25+21,4) cm = 46,4 cm.
Jawab: e
Contoh Soal 6 :
Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler
masingmasing 10 mm dan 5 cm. Sebuah benda ditempatkan 11 mm di depan
lensa objektif. Tentukan perbesaran mikroskop pada pengamatan: (a) tanpa
akomodasi, (b) berakomodasi maksimum, dan (c) berakomodasi pada jarak
50 cm.
Kunci Jawaban :
Diketahui: fob = 10 mm, fok = 5 cm, Sob = 11 mm, dan Sn = 25 cm
Jarak bayangan oleh lensa objektif :
sehingga diperoleh S'ob = 110 mm. Dengan demikian, perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif adalah:
Selanjutnya, perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa okuler
• pada pengamatan tanpa akomodasi
• pada pengamatan dengan berakomodasi maksimum
• pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm, yakni S'ok = 50 cm,
sehingga [lihat kembali Persamaan (1–7)]
Dengan demikian, perbesaran total mikroskop
(a) pada pengamatan tanpa akomodasi,
M = Mob × Mok = 10 × 5 = 50 kali
(b) pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum,
M = Mob × Mok = 10 × 6 = 60 kali
(c) pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm,
M = Mob × Mok = 10 × 5,5 = 55 kali
E. Teropong
Anda tentu pernah melihat bintang. Pada malam hari, terutama ketika
sinar bulan tidak terlalu terang, bintang-bintang di langit akan
terlihat sangat banyak. Akan tetapi bintang-bintang tersebut terlihat
sangat kecil, meskipun aslinya sangat besar, bahkan mungkin lebih besar
dari bulan yang Anda lihat. Lalu, apa yang digunakan untuk mengamati
benda-benda tersebut agar tampak jelas dan dekat?
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat
objek-objek yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.
Benda-benda langit, seperti bulan, planet, dan bintang dapat diamati
dengan bantuan teropong. Dengan adanya teropong, banyak hal-hal yang
berkaitan dengan luar angkasa telah ditemukan. Bagaimana proses
terlihatnya bintang menggunakan teropong? Dan tahukah Anda jenis-jenis
teropong yang digunakan untuk melihat benda jauh?
Gambar 12. Teropong. |
Secara umum ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong
pantul. Perbedaan antara keduanya terletak pada objektifnya. Pada
teropong bias, objektifnya menggunakan lensa, yakni lensa objektif,
sedangkan pada teropong pantul objektifnya menggunakan cermin.
1. Teropong Bintang
Teropong bintang menggunakan dua lensa cembung, masing-masing sebagai
lensa objektif dan lensa okuler dengan jarak fokus objektif lebih besar
daripada jarak fokus okuler ( fob > fok). Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong untuk mata tak terakomodasi sebagai berikut:
Gambar 13. Pembentukan bayangan menggunakan teropong bintang. |
Perbesaran sudut dan panjang teropong bintang memenuhi persamaan-persamaan sebagai berikut:
(1) Untuk mata tak terakomodasi
(1-15)
(2) Untuk mata berakomodasi maksimum (S'ok = –Sn)
(1-16)
Contoh Soal 7 :
Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 150
cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 30 cm. Teropong bintang tersebut
dipakai untuk melihat benda-benda langit dengan mata tak berakomodasi.
Tentukanlah (a) perbesaran teropong dan (b) panjang teropong.
Kunci Jawaban :
Diketahui: jarak fokus objektif fob = 150 cm dan jarak fokus okuler fok = 30 cm.
a. Perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi
b. Panjang teropong untuk mata tak berakomodasi
d = fob + fok = 150 + 30 = 180 cm
Contoh Soal 8 :
Teropong bintang memiliki perbesaran anguler 10 kali. Jika jarak titik api objektifnya 50 cm, panjang teropong adalah ....
a. 5 cm
b. 32 cm
c. 45 cm
d. 50 cm
e. 55 cm
Kunci Jawaban :
Diketahui:
M = 10 kali, dan
Fob = 50 cm
fok = 5 cm
ok + ob = (50 cm + 5 cm) = 55 cm
Jawab: e
2. Teropong Bumi
Teropong bumi menggunakan tiga jenis lensa cembung. Lensa yang berada di
antara lensa objektif dan lensa okuler berfungsi sebagai lensa
pembalik, yakni untuk pembalik bayangan yang dibentuk oleh lensa
objektif. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bumi mata tak
berakomodasi sebagai berikut:
Gambar 14. Pembentukan bayangan menggunakan teropong Bumi. |
Perbesaran dan panjang teropong bumi untuk mata tak berakomodasi berturut-turut memenuhi persamaan:
(1-17)
dengan fp = jarak fokus lensa pembalik.
Contoh Soal 9 :
Teropong bumi dengan jarak fokus lensa objektif 40 cm, jarak fokus lensa
pembalik 5 cm, dan jarak fokus lensa okulernya 10 cm. Supaya mata
melihat bayangan tanpa akomodasi, berapakah jarak antara lensa objektif
dan lensa okuler teropong tersebut?
Kunci Jawaban :
d = fob + fok + 4fp = 40 cm + 10 cm + 4(5 cm) = 70 cm
3. Teropong Panggung
Teropong panggung atau teropong Galileo menggunakan sebuah lensa cembung
sebagai objektif dan sebuah lensa cekung sebagai okuler. Diagram sinar
pembentukan bayangan pada teropong panggung sebagai berikut:
Gambar 15. Pembentukan bayangan pada teropong panggung. |
Perbesaran dan panjang teropong panggung untuk mata tak berakomodasi berturut-turut memenuhi persamaan :
(1-18)
Oleh karena lensa okulernya adalah lensa cekung maka fok bertanda negatif.
Contoh Soal 10 :
Sebuah teropong panggung dipakai untuk melihat bintang yang menghasilkan
perbesaran 6 kali. Jarak lensa objektif dan okulernya 30 cm. Teropong
tersebut digunakan dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah jarak fokus
lensa okulernya.
Kunci Jawaban :
M = 6 kali dan d = 30 cm. Misalkan, fok = -a (lensa cekungnya)
d = fob + fok →30 = 6a – a = 5a →a = 6 cm → fok = –6 cm
Dengan demikian, jarak fokus lensa okulernya adalah 6 cm.
4. Teropong Pantul
Teropong pantul tersusun atas beberapa cermin dan lensa. Teropong jenis
ini menggunakan cermin cekung besar sebagai objektif untuk memantulkan
cahaya, cermin datar kecil yang diletakkan sedikit di depan titik fokus
cermin cekung F, dan sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai okuler.
Gambar 16. Pembentukan bayangan pada teropong pantul. |
Rangkuman :
1. Bagian-bagian mata iris, pupil, lensa, kornea, aqueous humor, dan retina.
2. Cacat mata di antaranya emetropi (mata normal), miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), presbiopi (rabun tua), dan astigmatisme.
3. Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi cacat mata.
4. Rumus kacamata berlensa cekung untuk miopi
f = −PR
5. Rumus kacamata berlensa cembung untuk hipermetropi :
6. Kamera merupakan alat optik yang menyerupai mata. Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat
sensitif).
7. Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta) adalah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih jelas dan besar.
8. Rumus perbesaran sudut lup untuk mata tanpa akomodasi
9. Rumus perbesaran sudut ketika mata berakomodasi maksimum
10. Mikroskop memiliki dua buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
11. Rumus panjang mikroskop
d = S’ob + Sok
12. Rumus perbesaran mikroskop
M = Mob × Mok
13. Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk
melihat objek-objek yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan lebih
jelas.
14. Secara umum ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Perbedaan antara keduanya terletak pada objektifnya. Pada teropong bias, objektifnya menggunakan lensa, yakni lensa objektif, sedangkan pada teropong pantul objektifnya menggunakan cermin.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar